Pendapat Ahli tentang Penyebab runtuhnya Jembatan Tenggarong
14 December 2011 14:55
Kabar terakhir korban yang tewas akibat jembatan Tenggarong yang runtuh tanggal 26 november 2011 kemarin berjumlah 21 orang, investigasi terus dilaksanakan walaupun sempat terhenti akibat konstruksi jembatan yang bergeser kemarin.
Menurut Prof Ir Bambang Suhendro MSc PhD di Gedung Pusat UGM,yang juga ketua tim penyelidikan jembatan runtuh dari UGM, dalam pernyataannya di salah satu media digital yaitu pernyataan tentang klemnya masih utuh, tetapi baut dan murnya gagal bergeser. Ada dua hipotesis skenario alasan sistem baut dan mur sambungan mengalami kegagalan geser.
Pertama, belum diantisipasinya kegiatan perawatan dalam perencanaan. Akibatnya, ketika pelaksana perawatan jembatan mengendurkan salah satu hanger atau sistem sambungannya, beban yang didukung hanger tersebut akan dilimpahkan utamanya ke hanger-hanger terdekat secara mendadak.
Jika tidak mampu menahan limpahan beban, hanger akan putus secara tiba-tiba sehingga menimbulkan hentakan yang mampu mengakibatkan efek domino memutus sistem sambungan berikutnya, sampai seluruhnya runtuh dalam waktu singkat.
Hipotesis kedua, gagal geser yang terjadi akibat kelelahan baut dan mur akibat pengaruh kelelahan bahan. Di bidang yang patah permukaannya menghitam yang menandakan sudah ada retakan awal utamanya pada baut dan mur sistem sambungan antara kabel utama dan mur."Kelelahan bahan utamanya dipicu beban cyclic tiupan angin dan beban lalu-lintas kendaraan," terangnya. (OL-11)
Pertama, belum diantisipasinya kegiatan perawatan dalam perencanaan. Akibatnya, ketika pelaksana perawatan jembatan mengendurkan salah satu hanger atau sistem sambungannya, beban yang didukung hanger tersebut akan dilimpahkan utamanya ke hanger-hanger terdekat secara mendadak.
Jika tidak mampu menahan limpahan beban, hanger akan putus secara tiba-tiba sehingga menimbulkan hentakan yang mampu mengakibatkan efek domino memutus sistem sambungan berikutnya, sampai seluruhnya runtuh dalam waktu singkat.
Hipotesis kedua, gagal geser yang terjadi akibat kelelahan baut dan mur akibat pengaruh kelelahan bahan. Di bidang yang patah permukaannya menghitam yang menandakan sudah ada retakan awal utamanya pada baut dan mur sistem sambungan antara kabel utama dan mur."Kelelahan bahan utamanya dipicu beban cyclic tiupan angin dan beban lalu-lintas kendaraan," terangnya. (OL-11)
Dari dua hipotesis diatas menurut ahli, jelas dinyatakan bahwa belum ada antisipasi dalam kegiatan perawatan, Bagaimana mengantisipasinya? Cara mengantisipasinya Sebelumnya sudah dijelaskan pada artikel yang lalu yang berjudul Mengapa Jembatan Kutai Kartanegara Runtuh ?
Kita membutuhkan Bridges Structural Health Monitoring system pada setiap jembatan, system sensorik ini tentunya dapat memberikan acuan dalam melakukan perawatan atau maintenance jembatan, dengan system ini akan sangat membantu petugas terkait maintenance ini untuk mengambil tindakan, karena memiliki informasi data tentang kemampuan, kekuatan hingga konstruksi, tingkat stress dan keregangan sehingga keputusan dapat segera diambil, dengan perlakuan seperti ini (diharapkan dapat dijadikan standar) tentunya akan mencegah kejadian yang sama pada jembatan lain di indonesia.
Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/12/12/280980/289/101//Dua_Hipotesis_Tim_UGM_soal_Jembatan_Tenggarong_Runtuh
Another Blog
-
Monitoring Temperature Pada Ruangan Pembuatan…
-
Daya Dukung Tanah
-
Melihat Manfaat Dari Pemantauan Getaran Dan Analisis…
-
Tangerang Membangun 4 Jembatan untuk Mempermudah…