Banjir dan Longsor Masih Mengancam Manado
23 January 2014 11:28
Beberapa hari lalu Manado dirundung duka, banjir bandang menerjang beberapa daerah di Manado, Tomohon, Minahasa Utara, dan Minahasa, Sulawesi Utara. Banjir bandang ini mengakibatkan puluhan orang menjadi korban jiwa dan ribuan rumah menjadi rusak parah.
Banyak penyebap yang mengakibatkan banjir bandang ini terjadi, rusaknya lingkungan menjadi salah satu faktor kuat penyebap terjadinya banjir bandang. Pasca bencana masyarakat manado masih terus waspada, mengingat cuaca pada akhir – akhir ini sedang tidak bersahabat.
Dikutip dari ugm.ac.id Potensi terjadinya longsoran yang akan memicu terjadinya banjir bandang di Sungai Kali (sepanjang jalur Manado-Tomohon, Desa Tinoor) masih cukup besar. Jika terjadi banjir maupun banjir bandang, hal itu akan mengancam lokasi daerah Manado bagian tengah sampai barat. Hal ini dikemukakan oleh tim peneliti dari Teknik Geologi UGM, Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, M.Sc saat memaparkan hasil fact finding dan analisis penyebab bencana longsor dan banjir bandang di wilayah Manado dan sekitarnya, Senin (20/1) di R. Sidang Pimpinan UGM.
“Memang belum bisa disebut banjir bandang seperti Wasior atau Bahorok tetapi potensi bahayanya masih mengancam. Apalagi curah hujannya masih tinggi,” kata Dwikorita.
Ia menambahkan longsor dan banjir bandang merupakan fenomena alam yang dikontrol oleh kondisi geologi seperti tektonik yang mengakibatkan kemiringan lereng yang curam dengan susunan batuan yang rapuh di jalur struktur. Tidak hanya itu, rapuhnya susunan batu di lereng yang dipicu hujan yang ekstrim dan getaran gempa bumi akan menyebabkan longsor pula. Bencana longsor dijumpai terjadi di dua areal Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbeda, yaitu DAS Tondano, Kabupaten Minahasa; dan DAS Tumpaan, Kabupaten Tomohon.
Menurut Dwikorita, DAS tersebut memiliki karakteristik yang rentan terhadap gerakan tanah (longsor) dan banjir bandang, terutama akibat kontrol kondisi alam, yaitu kemiringan lereng dan kondisi geologi yang dipicu oleh curah hujan tinggi.
Berbicara soal potensi tanah longsor dapat diketahui dibutuhkan suatu alat untuk mengetahui secara dini akan terjadinya tanah longsor. Slope monitoring merupakan salah satu solusi untuk mendeteksi dini terjadinya bencana tanah longsor.
Slope Monitoring menggunakan teknologi GPS Monitoring dalam memantau kondisi geologi seperti tektonik yang mengakibatkan pergeseran tanah dan kemiringan lereng.
Manfaat lain dari pengunaan Global Positioning Unit Monitoring (GPS Monitoring) adalah kegiatan dilakukan secara langsung (monitoring online), PT Testindo selaku perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengujian serta menjual produk pengujian memiliki produk GPS Monitoring sesuai dengan berbagai kebutuhan anda.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Manado_2014
http://ugm.ac.id/id/berita/8604 peneliti.ugm:.longsor.dan.banjir.bandang.masih.mengancam.manado
foto:
http://ugm.ac.id/id/image/3321-peneliti-ugm:-longsor-dan-banjir-bandang-masih-mengancam-manado.jpg
http://assets.kompas.com/data/photo/2014/01/17/1033538banjir-manado780x390.jpg
Another Blog
-
Uji Dan Simulasi Beban Pada Komponen Alat Angkat…
-
Longsor di Lereng Gunung Lawu Akibat Hujan Deras
-
Pembangunan 2 Bendungan untuk Mengurangi Banjir…
-
Testing Service Di Indonesia