Kota Jakarta Terancam Krisis Air Minum
06 March 2018 11:10
Meski sering kali diguyur air hujan tidak membuat DKI Jakarta memiliki cadangan air yang cukup. Bahkan, kelangkaan air pun mengancam Jakarta dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini Jakarta menduduki peringkat kelima di dunia sebagai Negara yang terancam krisis air setelah Beijing, Sao Paolo, Bangalore dan Kairo.
Eksploitasi air tanah secara berlebihan menjadi salah satu faktor dan Hilangnya situ di sekitar wilayah DKI Jakarta, situ sangat berperan penting untuk menjaga resapan air dan untuk menampung air hujan agar tidak terjadi banjir.
Dari hasil catatan dalam sepuluh tahun terakhir, ada sekitar 33 situ hilang dari wilayah Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kabupaten/Kota Tangerang. Situ rusak karena terjadi alih fungsi lahan dan justru digunakan untuk bangunan permanen.
Tercacat sekitar 40 persen wilayah Jakarta berada diatas permukaan laut. Bila hal ini terus dibiarkan maka permukaan tanah akan semakin amblas ke dalam, kondisi ini akan memperngaruhi terhadap kekuatan struktur pada bangunan dan infrastuktur di atasnya.
Dilansir dari Kompas, Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, mengatakan “ Pemprov DKI harus mengubah paradigma tata kelola air,” kata Yoga.
“Ketika musim hujan tiba, debit air yang banyak akan langsung dibuang ke laut, namun sekarang harus menampung air hujan sebanyak-banyaknya agar dapat diresap langsung ke dalam tanah.” Tambahnya.
Selain revilitasi situ, danau dan waduk, Pemprov juga diharapkan untuk membuat banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti hutan kota, taman kota hingga jalur hijau. Diharapkan semakin luas RTH maka air dapat tersimpan sebagai cadangan dimasa depan.
Another Blog
-
Penggunaan Beton untuk Konstruksi Jalan dan Bangunan
-
Apa itu Getaran (Vibration)
-
Ukur Viskositas Mooney dengan Mooney Viscometer
-
Banyak Manfaat dari Instrument Sensor